Dolar AS Tembus Rp 14.844, Fahri Hamzah Puji Donald TrumpDolar AS Tembus Rp 14.844, Fahri Hamzah Puji Donald Trump
Jakarta -
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik hingga menyentuh angka Rp 14.844. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, melemahnya harga tukar rupiah itu disebabkan adanya kekhawatiran pasar terhadap pemerintah mengelola moneter.
"Jadi ini ada kekhawatiran pasar yang terus menerus yang tidak terobati oleh manuver pemerintah bahwa kemampuan kita untuk mengatasi pendalaman dari krisis dalam cara kita mengelola moneter dan fiskal kita ini. Oleh pasar dibaca sebagai keraguan gitu, yang terus menerus," ujar Fahri Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Fahri mengatakan pemerintah harus bisa mengembalikan lagi kepercayaan publik utamanya pengusaha terhadap mata uang rupiah. Pasalnya, dengan melemahnya rupiah dan ketidak mampuan pemerintah melakukan kendali, pengusaha banyak beralih menggunakan dolar AS dalam praktek usahanya.
"Itulah yang menyebabkan orang mulai berpindah dari memegang
rupiah menjadi memegang dolar secara terus menerus. Mereka mengakomodasi
asetnya, investasinya. Sehingga lebih berbasis pada dolar yang dianggap
lebih aman nilainya," katanya.
Fahri juga meminta pemerintah untuk segera secara serius menangani persoalan ini. Ia khawatir jika nilai tukar rupiah terhadap dollar menyentuh angka Rp 15.000.
"Kita harus nanyanya ke pemerintah apa antisipansinya, sebab saya dengar ini BI juga bleeding ini, udah terlalu banyak ngeluarin duit, harus dijawab ini, karena ini mengangkut hak publik untuk mengetahui apa yang terjadi dengan perekonomian kita, dan kesanggupan pemerintah untuk menghadapinya," tuturnya.
Di sisi lain, Fahri menyebut meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini berkat keberhasilan Presiden AS Donald Trump.
"Penguatan nilai mata uang dolar memang di dunia ini karena keberhasilan ekonominya Donald Trump," ujar Fahri.
Hari ini dolar Amerika Serikat (AS) kembali mendominasi dan telah menembus level Rp 14.844. Level itu merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015.
(mae/dkp)
"Jadi ini ada kekhawatiran pasar yang terus menerus yang tidak terobati oleh manuver pemerintah bahwa kemampuan kita untuk mengatasi pendalaman dari krisis dalam cara kita mengelola moneter dan fiskal kita ini. Oleh pasar dibaca sebagai keraguan gitu, yang terus menerus," ujar Fahri Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Baca juga: Dolar AS Rp 14.800, BI Guyur Devisa hingga Serap Surat Utang
|
Fahri mengatakan pemerintah harus bisa mengembalikan lagi kepercayaan publik utamanya pengusaha terhadap mata uang rupiah. Pasalnya, dengan melemahnya rupiah dan ketidak mampuan pemerintah melakukan kendali, pengusaha banyak beralih menggunakan dolar AS dalam praktek usahanya.
Baca juga: Dolar Mengamuk, Beban Utang Pemerintah Ikut Naik
|
Fahri juga meminta pemerintah untuk segera secara serius menangani persoalan ini. Ia khawatir jika nilai tukar rupiah terhadap dollar menyentuh angka Rp 15.000.
"Kita harus nanyanya ke pemerintah apa antisipansinya, sebab saya dengar ini BI juga bleeding ini, udah terlalu banyak ngeluarin duit, harus dijawab ini, karena ini mengangkut hak publik untuk mengetahui apa yang terjadi dengan perekonomian kita, dan kesanggupan pemerintah untuk menghadapinya," tuturnya.
Di sisi lain, Fahri menyebut meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini berkat keberhasilan Presiden AS Donald Trump.
"Penguatan nilai mata uang dolar memang di dunia ini karena keberhasilan ekonominya Donald Trump," ujar Fahri.
Hari ini dolar Amerika Serikat (AS) kembali mendominasi dan telah menembus level Rp 14.844. Level itu merupakan tertinggi dalam tiga tahun terakhir namun masih kalah dari rekor Rp 14.855 yang terjadi pada 24 September 2015.
(mae/dkp)
Comments
Post a Comment